TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengatakan, meski opsi serangan terhadap Iran dapat dilaksanakan dalam beberapa bulan ke depan. Namun dirinya berharap perang antara kedua negara tidak akan terjadi.
"Ini bukan masalah berapa hari, berapa minggu atau berapa tahun. Jika sanksi ekonomi dapat bekerja maka itu lebih baik, namun hasilnya harus mampu menghapuskan ancaman senjata nuklir Teheran," ujar Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu usai lawatan ke Amerika Serikat (AS) seperti dikutip UpiJumat, (9/3/2012).
Sikap Netanyahu yang seolah memberikan ruang bagi terlaksananya upaya diplomasi ini berbeda dengan sebelumnya. Dimana dirinya bersikeras bahwa serangan militer ke Iran harus segera dilaksanakan untuk mencegah negara itu memproduksi senjata nuklir.
Dalam kesempatan yang sama pun Netanyahu menegaskan harapannya bahwa, tekanan internasional akan membuat Iran memilih untuk menghentikan program nuklirnya dan membongkar fasilitas nuklir bawah tanahnya.
"Saya berharap tidak akan ada perang sama sekali dan tekanan terhadap Iran dapat berhasil. Tentu saja itu akan membuat Saya bahagia, bahkan bukan hanya Saya namun rakyat Israel pun akan ikut bahagia," tambah Netanyahu.
Sementara itu juru bicara Gedung Putih Jay Carney membantah laporan surat kabar Israel yang menyebutkan AS menawarkan senjata baru kepada Israel sebagai imbalan atas penundaan serangan negara itu ke Iran.
Carney pun membantah kabar yang menyebutkan AS mendesain sebuah bom bunker buster. Bom ini dirancang khusus untuk menembus target yang berada di balik material keras atau target yang terkubur di bawah tanah.
"Tidak ada kesepakatan atau perjanjian semacam itu," ujar Carney.
Seperti diketahui sebelumnya Presiden Barack Obama telah mendesak Israel agar mengurungkan niatnya untuk menyerang Iran. Obama pun meminta agar penyelesaian konflik program nuklir Iran ini ditempuh melalui upaya diplomasi.(rhs)
"Ini bukan masalah berapa hari, berapa minggu atau berapa tahun. Jika sanksi ekonomi dapat bekerja maka itu lebih baik, namun hasilnya harus mampu menghapuskan ancaman senjata nuklir Teheran," ujar Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu usai lawatan ke Amerika Serikat (AS) seperti dikutip UpiJumat, (9/3/2012).
Sikap Netanyahu yang seolah memberikan ruang bagi terlaksananya upaya diplomasi ini berbeda dengan sebelumnya. Dimana dirinya bersikeras bahwa serangan militer ke Iran harus segera dilaksanakan untuk mencegah negara itu memproduksi senjata nuklir.
Dalam kesempatan yang sama pun Netanyahu menegaskan harapannya bahwa, tekanan internasional akan membuat Iran memilih untuk menghentikan program nuklirnya dan membongkar fasilitas nuklir bawah tanahnya.
"Saya berharap tidak akan ada perang sama sekali dan tekanan terhadap Iran dapat berhasil. Tentu saja itu akan membuat Saya bahagia, bahkan bukan hanya Saya namun rakyat Israel pun akan ikut bahagia," tambah Netanyahu.
Sementara itu juru bicara Gedung Putih Jay Carney membantah laporan surat kabar Israel yang menyebutkan AS menawarkan senjata baru kepada Israel sebagai imbalan atas penundaan serangan negara itu ke Iran.
Carney pun membantah kabar yang menyebutkan AS mendesain sebuah bom bunker buster. Bom ini dirancang khusus untuk menembus target yang berada di balik material keras atau target yang terkubur di bawah tanah.
"Tidak ada kesepakatan atau perjanjian semacam itu," ujar Carney.
Seperti diketahui sebelumnya Presiden Barack Obama telah mendesak Israel agar mengurungkan niatnya untuk menyerang Iran. Obama pun meminta agar penyelesaian konflik program nuklir Iran ini ditempuh melalui upaya diplomasi.(rhs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar